My Own Brain, My Own Mind, My Own BigMouth, MY RULE!

What's You Searching?

SR

Google Translator

Sunday, May 8, 2011

Marsinah - Sebuah Pelawanan Panjang Merebut Keadilan



Marsinah; Masih Ada !!!
Sebuah Refleksi Pelawanan Panjang Merebut Keadilan

"Tubuh perempuan  itu terbaring kaku membiru, dihancurkan oleh sebuah rezim yang takut akan hadirnya kekuatan-keuatan baru yang dapat menghacurkan tirani yang telah mereka bangun dan akan mengancam kekuasaan mereka. Namun jiwanya tak dapat mereka hancurkan, ruhnya masih terus mengalir didalam hati dan denyut nadi perlawanan kaum buruh dan rakyat Indonesia menentang ketidak-adilan !!!”

Seperti kebanyakan gadis kecil lainnya, siang itu Marsinah membantu bibiknya memasak didapur seusai pulang dari sekolah.  Dan ketika matahari sudah berada tepat di atas kepala, iapun bergegas mengantarkan makanan itu untuk pamannya disawah. “Dia sering mengirim bontotan ke sawah untuk saya. Kalau panas atau hujan, biasanya anak itu memakai payung dari pelepah pisang”, tutur Suradji, paman Marsinah. Memang sejak kecil Marsinah di asuh oleh nenek dan bibiknya, ibu Marsinah sendiri telah meninggal pada saat ia berusia 3 tahun. Kebiasaan bersahajapun lahir dari seorang Marsinah kecil, tak jarang ditengah waktu luangnya ia berjualan makanan untuk sekedar mendapatkan uang jajan.

Beranjak dewasa, Marsinah mulai mencoba untuk mandiri dengan mondok di kota Nganjuk. Ia melanjutkan pendidikannya di SMA Muhammadyah ketika itu. Disana ia dikenal sebagai salah seorang siswi yang cerdas, bahkan kerap mengukir prestasi. Semangat belajarnya yang tinggi serta hobinya membaca telah menghantarkan ia mendapatkan peringkat juara kelas. Banyak guru dan teman-teman sekolahnya, masih mengingat betul sosok seorang Marsinah muda yang rajin dan bersahaja itu. Dimata mereka kala itu, Marsinah muda bukan saja sosok seorang siswi yang cerdas dan berprestasi, namun juga kesetiakawanannya terhadap beberapa teman membuat ia tak mudah untuk dilupakan. Semenjak SMA, Marsinah bercita-cita melanjutkan pendidikan untuk menjadi seorang sarjana hukum.

Namun kenyataan berkata lain, garis kemiskinan yang luar biasa telah menyeret marsinah muda dan cita-citanya kedalam kantong-kantong penghisapan kala itu. Selepas lulus SMA, Marsinah tidak bisa langsung melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi untuk menggapai cita-citanya. Ia dipaksa berserah pada kemiskinan dan biaya pendidikan yang sangatlah mahal bagi seorang Marsinah. Namun bagi seorang Marsinah dan semangat belajarnya yang tinggi itu bukanlah hal teramat berat baginya, kini ia memutuskan untuk mulai mencari pekerjaan agar dapat melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi seperti yang ia cita-citakan.

Inilah babak baru kehidupan seorang Marsinah, kini ia bersentuhan langsung dengan kerasnya kehidupan ditengah-tengah deru mesin industri. Puluhan kilometer ia berjalan meninggalkan desanya, membawa sebuah harapan akan kehidupan yang lebih baik. Keputusan untuk meninggalkan desanya itu bukanlah tanpa alasan, mengingat kesempatan kerja yang sangat sempit didesanya. Di tempat asalnya, Nganjuk, sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah bertani. Namun kini ditambah perkembangan tehnologi yang semakin pesat, sudah barang tentu ikut mengurangi kebutuhan akan tenaga kerjanya. Peluh-peluh keringat itu kini telah berganti rupa menjadi traktor-traktor dan alat-alat yang lebih efesien. Buruh tanipun telah semakin tersingkirkan, dan dipaksa pindah beratus-ratus kilometer untuk dapat menyambung hidupnya.

Langkah Marsinah kini terhenti didepan sebuah meja personalia pabrik sepatu di Surabaya dan memulai kehidupannya sebagai seorang buruh perempuan di pabrik tersebut. Seperti halnya perempuan-perempuan desa yang lain, yang juga terpaksa turun ke kantong-kantong industri karna kemiskinan yang semakin menggerus kehidupannya didesa. Setidaknya, inilah harapan mereka satu-satunya agar dapat bertahan hidup dan membantu menggerakan roda perekonomian keluarganya. Hingga setahun berlalu, akhirnya ia memutuskan untuk pindah ke pabrik arloji Empat Putra Surya di Rungkut Industri, sebelum akhirnya ia pindah mengikuti perusahaan tersebut yang membuka cabang di Siring, Porong, Sidoarjo. Saat itulah Marsinah akhirnya bertemu dengan keadilan yang nampaknya jauh dari mereka kaum-kaum buruh dan rakyat miskin.

Kegetiran hidup nyatanya tidaklah membuat api semangat Marsinah menjadi padam. Ditengah perjuangannya untuk bertahan hidup, Marsinah masih menyisakan sedikit harapannya untuk melanjutkan pendidikan. Cita-citanya untuk menjadi seorang sarjana hukum tak bisa terbendung oleh kerasnya kehidupan ditengah mesin-mesin industri. Hal inilah yang membuat seorang Marsinah dengan tekad dan keberaniannya berusaha keras untuk menuntut hak atas upah dan keadilan baginya juga rekan-rekannya sesama buruh ditempat ia bekerja. Hingga akhirnya keberanian dan tekadnya tersebutlah yang menghantarkan Marsinah kedalam perjuangan, yang ternyata belum juga berakhir hingga hari ini.

Keberhasilan Marsinah mengorganisir rekan-rekannya sesama buruh ditempat ia bekerja untuk menuntut upah layak sebagai mana yang ditetapkan oleh Gubernur kala itu, telah menghantarkan Marsinah kedepan moncong-moncong senjata represifisme militer Orde Baru. Memang seperti itulah kenyataannya waktu itu. Buruh hanya dianggap sebagai sapi-sapi perahan yang dapat diperas tenaganya dengan harga yang murah. Tak ada keadilan bagi para buruh, merekapun dilarang membentuk serikat-serikat untuk memperjuangkan hak mereka. Aparatus negara yang seharusnya membela kepentingan rakyatnya hanya mau berpihak kepada mereka-mereka para pemilik modal. Dengan siap sedia mereka memberangus hak-hak buruh dan rakyat demi kepentingan mereka sendiri. Bila ada buruh yang berani membentuk serikat atau melakukan aksi protes terhadap kebijakan perusahaanya, tak pelak mereka di cap sebagai PKI atau bahkan mendapatkan perlakuan yang tak manusiawi oleh pihak keamanan, TNI dan Polisi.

Lagi-lagi hal tersebut tak mampu menyurutkan semangat Marsinah untuk merebut kembali haknya, hingga ia bersama rekan-rekanya melakukan aksi unjuk rasa pada tanggal 4-5 Mei 1993. Mereka mengajukan 12 tuntutan terhadap menejemen PT. CPS tempat ia bekerja. Seluruh buruh ikut berunjuk rasa waktu itu, tak ketinggalan para pihak keamanan yang mengibas-ngibaskan tongkat pemukulnya dan merobek poster-poster dan spanduk para pengunjuk rasa sambil meneriaki mereka sebagai PKI. Sebuah stigmatisasi yang dilahirkan oleh sebuah rezim yang phobia terhadap komunis, karna takut akan timbulnya kekuatan-kekuatan baru yang dapat menghancurkan tirani yang mereka bangun dan mengancam kekuasaan mereka. Tak pelak semua hal yang bertentangan dengan kepentingan penguasa kala itu di anggap sebagai kegiatan subversive dan dicap PKI. Tentunya hal tersebut tak ada hubungannya sama sekali dengan apa yang dilakukan oleh Marsinah dan kawan-kawannya yang menuntut hak mereka.

Namun perjuangan Marsinah dan kawan-kawannya untuk menuntut hak mereka tak cukup berhenti sampai di situ. Pada keesokan harinya tanggal 5 Mei 1993, 13 orang buruh dipanggil Kodim Siduarjo terkait aksi unjuk rasa yang mereka lakukan kemarin. Disana ke 13 buruh tersebut di intimidasi dan mendapatkan perlakuan yang tidak manusiawi oleh pihak tentara, dan dipaksa menandatangani surat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Sangatlah tidak masuk akal, melihat bagaimana pemutusan hubungan kerja tersebut justru dilakukan di Kodim Siduarjo. Pertanya besarpun terlontarkan, apa hak tentara untuk memaksa mereka melakukan pemutusan hubungan kerja tersebut ? dan apakah hal tersebut sudah sesuai dengan aturan hukum yang berlaku dinegri ini ? jawabannya mungkin teman-teman sudah dapat menerkanya sendiri-sendiri.

Mendengar hal tersebut, Marsinah memutuskan mendatangi sendiri Kodim Siduarjo untuk menanyakan hal tersebut. Sampai akhirnya pada tanggal 9 Mei 1993, Marsinah diketemukan tewas di sebuah gubuk tua dihutan Dusun Jegong, Kec. Wilangun Nganjuk, dengan tanda-tanda bekas penyiksaan berat. Disekujur tubuhnya penuh luka memar bekas pukulan benda keras. Kedua pergelangannya lecet-lecet, mungkin karena diseret dalam keadaan terikat. Pada perutnya terdapat luka bekas tusukan benda runcing sedalam 20 sentimeter. Tulang panggulnya hancur karna pukulan benda keras berkali-kali. Selain itu, selaput daranya robek, dan tulang kelamin bagian depannya hancur. Ia diduga tewas sehari sebelumnya. Marsinah telah dihancurkan oleh mesin represifisme Orde Baru yang takut kehilangan hegemoni kekuasaanya.

Sebuah kenyataan yang miris, melihat seorang buruh perempuan yang dengan begitu bengis dibunuh oleh sebuah ketakutan rezim pengecut yang berkuasa kala itu. Berbagai dagelan barupun digulirkan untuk menutupi apa yang sebenarnya terjadi pada Marsinah sesaat sebelum ia diketemukan tewas, mulai dari alibi perkosaan hingga konspirasi peradilan maha dahsyat ala militer Orde Baru ikut dimainkan. Peradilan sesat yang kala itu digelar di Pengadilan Negri Siduarjo mengarahkan dugaan bahwa tewasnya Marsinah diakibat oleh pemerkosaan dan dimasukan dalam tindak kriminal umun. Hal ini tentunya dimaksudkan untuk menutup-nutupi tentang siapa dan mengapa pembunuh Marsinah sebenarnya. Namun bukti-bukti forensik menunjukan hal yang lain, desakan dari para aktivis LSM, Mahasiswa, dan buruh akhirnya berhasil menunjukan adanya rekayasa dalam kasus terbunuhnya Marsinah.

Kali ini konspirasi peradilan “maha dahsyat” ala militer Orde Baru ikut dimainkan. Beberapa orang petinggi PT. CPS dengan paksa dan tanpa prosedur resmi diangkut menuju Kodam V Brawijaya. Disana mereka mengalami intimidasi dan siksaan fisik maupun mental. Satu per satu petinggi PT.CPS tersebutpun diinterogasi dan dipakasa mengakui telah membuat skenario dan menggelar rapat untuk membunuh Marsinah. Hingga 18 hari kemudian, akhirnya diketahui mereka sudah mendekam di tahanan Polda Jatim dengan tuduhan terlibat pembunuhan Marsinah. Disini terlihat adanya rekayasa oknum aparat Kodim untuk mencari kambing hitam pembunuhan Marsinah. Pada proses peradilan mereka dinyatakan bersalah, namun akhirnya dibebaskan kembali melalui Kasasi oleh Mahkamah Agung RI. Putusan tersebut setidaknya telah menimbulkan ketidakpuasan sejumlah pihak sehingga muncul tuduhan bahwa penyelidikan kasus ini adalah "direkayasa".

Hingga hari ini tidak pernah terungkap siapa sebenarnya pembunuh Marsinah dan atas alasan Marsinah dibunuh. Tak satu orangpun mampu diseret kepengadilan yang penuh dengan mafia dan rekayasa itu. Keadilan dinegri ini nampaknya telah ditenggelamkam kedalam lautan kekuasaan beserta para korban-korbannya. Meskipun begitu, kita dan seluruh rakyat Indonesia pastinya sudah tau mengapa dan siapa pembunuh Marsinah itu. Merekalah yang membunuh Marsinah, mereka para pemilik kekuasaan beserta aparatus-aparatus negaranya lah yang telah membunuh seorang Marsinah. Ketakutan akan kekuatan yang mampu merobohkan tirani yang telah mereka bangun, telah menyebabkan dengan bengisnya mereka menghancurkan seorang buruh perempuan yang  mencoba menuntut hak-haknya.

Mungkin Marsinah telah tewas dalam perjuangannya, namun Marsinah-Marsinah baru akan terus lahir dinegri ini, manakala ketidak-adilan dan kesewang-wenangan masih terus berkecamuk dan menggilas buruh dan rakyat Indonesia. Perjuangan Marsinah belumlah berakhir, ruhnya akan terus mengalir didalam hati dan setiap denyut nadi perjuangan kaum buruh dan rakyat Indonesia menentang ketidak-adilan. Karna dinegri ini keadilan bagi buruh masih jauh dari tempatnya, keadaan buruh masihlah sangat memprihatinkan. Ditambah dengan kebijakan para elite penguasa yang kesemuanya menguntungkan kepentingan pengusaha dan tidak berpihak kepada buruh. Tidak adanya jaminan sosial, sistem kerja kontrak, perampasan upah melalui outsourching, tidak adanya perlindungan bagi kaum buruh, hingga PHK besar-besaran masih terus menghantui kehidupan buruh di Indonesia.

Kemiskinan yang semakin merajalela, fasilitas kesehatan yang semakin mahal, pendidikan yang telah dikomersialisasikan, hingga kesejahteraan yang semakin jauh terasa bagi rakyat Indonesia adalah buah dari rezim neo-liberalisme yang berkuasa hari ini. Bangsa Indonesia sedang menuju ambang kehancurannya. Runtuhnya rezim otoritarian Orde Baru tak serta merta membawa perubahan bagi rakyat Indonesia, yang terjadi hari ini hanya pembaharuan wajah otoritarianisme di dalam basis klaim politik baru, “Reformasi”. Sifat-sifat kerakusan dan ketamakannya masih terlihat jelas hingga hari, dan hingga hari ini juga keadilan masih jauh terasa bagi rakyat Indonesia.

Kita telah menjadi saksi dimana ketidak-adilan telah melahap rakyat-rakyat kecil di negri ini. Keberanian seorang buruh perempuan bernama Marsinah untuk menuntut hak-haknya dan memperjuangkan nasib teman-temannya telah membuka mata kita, bahwa keadilan di negri ini bukan untuk dipinta atau dituntut, tapi harus direbut kembali dari tangan-tangan mereka yang telah merempasnya dari kita. Perjuangan panjang itupun sudah dimulai oleh Marsinah, dan kitalah yang harus terus melanjutkannya. Singkirkanlah segala perbedaan kepercayaan, agama, perspektif maupun ideologis. Seperti yang pernah dikatakan Marsinah; “Buruh (Rakyat) belum mendapatkan keadilan sejati dari pemerintah. Buruh (Rakyat) harus menyatukan kekuatannya. Buruh (Rakyat) harus bersatu, buang kepentingan individu, dan kedepankan kepentingan buruh dan rakyat”.MAS

Penulis adalah jurnalis The Forgotten Journal

Sunday, April 17, 2011

Tato dan Pemahamannya dalam Religi

Aku kira, aku saja yang setuju tato tidak lah haram dalam agama. Ternyata, keharaman tato dalam agama selama ini adalah semata buatan manusia itu sendiri.
Aku selama ini mencari dalil-dalil agama yang menyatakan tato itu haram... ternyata memang tidak diketemukan, maka jadi lah akumenggambar tato ditubuh saya.

Ketika jalan-jalan ke Yahoo!Answer&Question... aku melihat topik pertanyaan yang lumayan hangat jawabannya... rata-rata para penjawab menjawab dengan pikiran mereka sendiri, tidak logic serta berat sepihak. Aku pun tergerak untuk menjawab dengan fakta yang selama ini aku dapatkan dalam misi pencarian dalil haram tidaknya tato.

Ini dia cuplikannya yang sudah aku EYD-kan :

Friday, March 25, 2011

KETIKA “ANTI MEDIA” DITERIAKAN -- WHEN THE "ANTI-MEDIA" SHOUTED


KETIKA “ANTI MEDIA” DITERIAKAN

WHEN THE "ANTI-MEDIA" SHOUTED



CROSSAINT again!: KETIKA “ANTI MEDIA” DITERIAKAN
http://crossaint.blogspot.com/2010/03/ketika-anti-media-diteriakan_17.html

Indonesian to English translation


Actually I was not a figure pro and cons with the anti-media. But I remain neutral during obscurity meaning of anti media still exist. "Why? So where it is not clear with the anti-media? ", Want to ask really? Okay, before I answer ... I want to play the logic you used to the question I really do not need you to answer here (what does this quiz?!). When you all screamed "ANTI-MEDIA" or even "sham", may I ask this or not ... ANTI MEDIA what you are?,,, Continue if you were talking about Sham, are you a skinhead or some kind? It means that you guys like this ... MEDIA that u were anti, is media like what? How you're showing that you are an anti-media it in a way that how? What a way you spread ANTI MEDIA articles about or by you to make virtual zine about spreading your ANTI-MEDIA or SMS about ANTI-MEDIA or you go to counseling frequently asked questions about what it is ANTI-MEDIA or the other anymore? If you own can not know the answer to "WHICH ARE YOU AS AN ANTI MEDIA?" Means I dare to believe you on definitely confused by these questions next companion! Hehehe ... how you will not be confused if you do not understand the meaning-meaning-philosophical-goal that was mentioned as and ANTI MEDIA?!?!Does MEDIA ever make you lose directly? Did you ever been humiliated by the media? Did you have a PERSONAL grudge with the media? This is your private or personal! Not in your anti-media or skinheads and then you come with me what the word senior or someone elder you make follow-up ANTI MEDIA! Man ... do you have a mind? You are still not free to use your brain if you just following PRO or CONTRA! Especially if you yourself do not understand that YOU ANTI MEDIA it shaped what and how! 
THIS is what I call NOT CLEAR ANTI MEDIA!

Anti-media is in fact not draw a line aliases to keep a distance / stand behind the line / reverse / build border defenses (just wrote it's called a coward, aka chicken!)! Anti-media also does not mean you should fight and fight, attack and jihad (against the not obviously tired brain with the resistance supernatural / unreal too!)! Anti-media also does not mean to slander behind or revenge or harm or blackmail behind & take advantage from them till bangkrupt (good enough you could blackmail the media for revenge,, kind of filmed it then!)! FOR YOU STILL HAVE NOT UNDERSTAND THE MEANING OF MEDIA THAT YOU ANTI YOU THINK THAT FIRST mending "Did WHAT THE MEDIA IS MY ANTI?"!
You guys at scream ANTI MEDIA via zines ... you said it's not what the media! Although the media for their own communities, it still remains essentially media zine! You sermons about ANTI MEDIA via sms SMS spreading ... You said that's not what the media! Keep you busy doing articles about past ANTI MEDIA BLOGS ... you said it's not like what the media ?!?!... After that, you busy yourself if you proud you are an anti media it through the media frenster-facebuk-maisepes ... hey droogs, once again what you said was not a media networking sites?!?! Shucks to say that you all guys ... networking sites and blogs countrymen that just the easiest called MEDIA ... it's all very public! The term is an open house and use for promotional advertising! How not ... if you still do not believe when it went public open house-really-promotion ... you try the same question on google while playing facebuk,,, just type the keyword ANTI-MEDIA or sham or punk or skinhead ANTI MEDIA or whatever you can now own and fun enough if accompanied by the words facebuk-frenster-maisepes ... you click again for the results and tereteteteteretet ... you can see how many pages of results typing your question in Om Gugel! If it is assumed that a figure MEDIA horrific nature paparazzi like a detective with the FBI's ability to continue fanged and need a dish without the need to care about the ethics of work and have the prey of any race Mohawk or balds ... you see how easy it he to get info about the way life of life that we run this! Even elementary school children are already good at looking at google... the people who like it so just do not understand how to find info about our culture!?! Keep you do not accept the existence of which you appear mediated either intentionally or unintentionally, then you shout through the blog or facebuk-frenster-maisepes ... that for me personally FUNNY AND STRANGE PLUS is PATHETIC! May I ask but do not have your own answer here (is this quiz or what?!) ... You guys were yelling because they feel the same disadvantage on media networking site, and blogs it for what? Demands for justice then? Explained to the PUBLIC that you've disadvantage by the media all clarification if you stay straight to anti media then? Or just want to tell your mind "dear diary..." - Sharing - etc - etc - etc? Or something because you need an answer why is this so why is that?? Or ... Just simply make a search for sympathy and sensation then?? If you are demanding justice then you should be very, very spoiled! What is the use of police and National Human Rights Commission and the censors media/media association so? Do not have money to sue for justice, you can still use the State Aid (State that you swear word) for free! You do not learn anything from the incident Prita? If you demand justice and then criticizing the media, you might even demanded so many billions of defamation?!?! What are you doing then? Want to please the coin of anti media care? HA .. HA! If you want to explain to the public even though you still have disadvantage anti media via the kind of networking media-or so on ... so silly to me say so! Because once again I say blogs and networking sites that already SO TOO PUBLIC'S MEDIA! Silly not you shout ANTI MEDIA THROUGH PUBLIC NETWORKING MEDIA?!?! Just wrote like a hole dug his own grave and ask for laughing is it! If you just want to complaining ... congratulations, yes, it turns out you're still sane because you does not complaining to walls or sculptures sort can't found for people willing to be your ears! Moreover if you think about it counseling also spends money ... .. HA HA! If you find an answer why is this so why is that ... why do not you directly ask to the same person? You have to contact the relevant mobile phone, have a leg to meet the relevant, in a mouth to ask directly ... why yelling asked there if you do not intent to embarrass or Revenge or impingement?!?! Satisfied with what you've surrendered round made public only because the media swallowed want revenge?!?!If you are looking for sympathizers of his intention so,, whats wrong with you until you should look for sympathizers coin you care! What do you guys feel if you had any background that could make others so disappointed that simply want to draw attention to attract sympathy for acceptance back again! As a small child who was crying on the floor because grounded when asked for candy ...?!? Find a sensation ...?! WOW ... thumbs up,, sure! Great and brave you really look for sensations in a way like that ... I just do not extremely it if you find a sensation,, I swear ...! That's a behavior you want more again right as patron Indonesian artists who work every day looking for a sensation on the sidelines shooting!

If you still blurry ANTI MEDIA you how to shape it, HOW DO YOU TOLD HOW ANTI YOU ARE? This is Indonesia, Droogs ... realized it was .. in the State that you invective that his name is still POWER AND MONEY most powerful despite no longer the New Order regime! State your diatribe has been much progress in terms of the addition of the lists and the kinds of itself MEDIA! Back again .. if you already know it is the countries that you abused it like so,,, WHAT ARE YOU MEDIA THAT YOU ANTI AND HOW YOU WILL show you HOW ANTI YOU? Would not it be better if you collect a lot of money really keep you guys make their own media for show them IF YOU WAS THERE / exist AND ANTI WITH THE MEDIA featuring foul-rotten OF CULTURE WE ONLY! Making TV station that plays clips Exploited or Cocksparrer or continue any coverage of the Ramones ... MAYDAY by the working-class ... continue to exist in coverage of the workshops and social activities of every scene-gigs-movement-committees, etc ... then coverage of the Our local bands from ancient times until now ... then there is the culinary of chicken with intisari sauce... then there is among our latest news coverage or gigs this week ... there is also coverage of gossip and tv shopping underground promoting our friends' products that will support us more cool - stylish ... all make Indonesian underground party that seemed sure many vote (for sure, it can manifest our dreams will beloved country that we often scorn!) ... even though it's a dream - bullshit - not in accordance with its path - Etc. you say, still, I say it could happen, and it also was the one who called the movement a much more qualified than shouting anti-media in the media too! That there is enough for laughing you just the same people who are smarter than you,,, for example, one of which is usually yes, I am, seing a parody of cynical laughter that was happening right now! POISON with POISON ... snout countered with snout ... BRAIN countered ALSO with BRAIN... NOT WITH MUSCLE! It was obvious to us all if we do not have POWER & MONEY so we can not anything in this country! Except if you live in another country, so you can perform movements that can terrorize the government that ultimately forced the government to more prosperous inhabitants! You're as smart as any fixed does not sell if you do not have a SHEET OF PAPER called diploma ..It is the reality here, Droogs! And I say it's not a dream ... because you have loads of money, you can still make a special tv station for us- do you?!?! You can still make the party too right?!?! Or not at least make the tabloids and local radio right? If you can, why not in want? What should fear to be laughing at, what fear or severity been smashing with friends who feel smarter than you or a senior from you, what you fear can not / can not afford, or hell what?!?! Relax ... there is me who support the REAL movement like that ... than the movement that is not real aka Invisible usually only elevate the ego alone! 
Already .. so first rotate your logic ...! This does not mean I want to show off what how it was so ... not because I commented weird because my face had appeared recently mediated ... hey, still can not believe you if I ever appear mediated? This proves it ... you read what, where, who got this one (this is not the media you read my blog too!)? You also can find my face in the facebuk -frenster-maisepes or any of my other blogs! It looks like you guys told me there was only mediated just in the newspaper or tv then?! Sorry .. If any event, I used it and not proud at all, not like some people out there who get angry do not like for some reason!
Understandably, I am smart people (now you know my degree) so I been made an article on some media when in school ... I still know all, I never carry it the name of the nation and the State when the Sea Games and a group aubade State building on late 90s ... I was often so special extras (because I am a member of the theater besides big fish because I pretty well) and being chased or equal admired artist and film director ... so, I want to show how many times was mediated, I still would not be proud ... because I do really heavy narcissistic like those italic text that you read just now! ;P 

ANTI MEDIA That's why you cry I call it is not clear ... still in vague and blurry ... still raise big ego that results creates the figure of a hypocrite ... still a lot of misguided about what it is meaning-literal-meaning-understanding of philosophy-logic ANTI-MEDIA ... and still ambiguous MEDIA ANTI movement you guys! Anyway it is not clear,, the dark about ANTI MEDIA in Indonesia this ... makes me lazy heard loud screams of ANTI MEDIA! The one says A the other one says B ... which is said ONE some say TWO ... so it is still questionable and can not unites with all, still the same self-righteous about ANTI MEDIA,, right elbow left elbow all ... HAAAA ... BORING ,, BETTER DRINKING BEER & POGO THAN JUST SEE THIS travesty! 
No need to ask you my perceptions about ANTI MEDIA ... lazy me if you want to plagiarism me! It is up to you guys say i sentiment or "do not know well are you??" Aka stupid or stingy or arrogant ... I do not care what your brain says - your mouth - you say about my mind ... which obviously I have enough brains and ingenuitylift for this discourse to the blog belongs to me, because I quite understand and know the consequences I wrote this (maybe nobody likes and or hurt ... Perhaps?! Performance fingers and do not forget to miss it if there yah!) .. and is, this is my blog so at will of my brain-my mind-my mouth would discuss anything! Not so is not it?! NGAHAHAHAHAHAHAHAHAYYYY!



Thanks a Lot…

Oi!, UNITES & CHEERS!!

P.S : THIS CONTENT HAS NO OFFENCE MEANING AT ALL BUT STILL PLEASE BECAREFUL WHILE READING BECAUSE THIS CONTENT HAS MUCH PERCEPTIONS.
THANKS

Plurk

Search&Shop!

Search Ur Blog here!